Tentang Bioteknologi, Mahasiswa PGSD UNU NTB Melakukan Kunjungan Ke Tempat Industri Tahu.
Mendapat materi kuliah tentang Bioteknologi, mahasiswa PGSD UNU NTB di bagi menjadi beberapa kelompok untuk melakukan kunjungan ke berbagai industri pangan yang terdapat campuran bioteknologinya.
Salah satunya adalah campuran bioteknologi pada produksi pangan tahu. Yang dipilih oleh kelompok I sebagai objek kunjungannya. Pada kamis, 2/1/2020.
Industri kecil pembuatan tahu adalah salah satu produksi pangan yang banyak peminatnya di pasaran. Dilihat dari banyaknya permintaan tahu dari kalangan rumah tangga maupun Bisnis produksi makanan yang berbahan dasar tahu. Pasangan suami istri Ahmad Kholid dan Nur yang memilih untuk bergelut dibidang usaha produksi tahu salah satunya. Industri pembuatan tahu yang bertempat di Desa Kekait, Kecamatan Gunung Sari Nusa Tenggara Barat itu menjadi lokasi penelitian bioteknologi yang dipilih oleh kelompok I.
" Saya mulai belajar membuat tahu itu seja kecil. Saya keterampilannya banyak, tidak hanya tahu, saya juga bisa membuat tempe, bakso dan punya keahlian di berbagai bidang. Dan saya memilih untuk memproduksi tahu karna dari modalnya yang sedikit, dan melihat keadaan, karena kalo kita mau usaha bakso udah terlalu banyak" sambung laki laki yang mempunyai darah keturunan Jawa yang bernama Ahmad Kolid itu saat ditanya alasan beliau memilih untuk memproduksi tahu.
Pangan yang berbahan baku kedelai dan dengan campuran cuka ini tidak hanya memerlukan modal lebih sedikit, jika dibandingkan dengan tempe, tahu lebih mudah proses pembuatannya dan lebih cepat di peruangkan. Saat mulai membuat tahu pagi, sorenya langsung bisa diambil oleh pelanggan. Lain dengan tempe, yang selese pembuatannya harus menunggu 3 atau 4 hari baru bisa dipasarkan.
Pasangan suami isti tersebut dalam sehari bisa mengolah 50 kg kedelai imfor, yang bisa menghasilkan kurang lebih 28 papan tahu. Dan di bandrol dengan harga 25.000/papan jika dijual pada penendak (tukang gorengan) dan 30.000/papan jika di jual sendiri ke pasar.
Memproduksi tahu terbilang cukup mudah. Akan tetapi tetap membutuhkan pengetahuan dan pengalaman. Dengan menggunaka alat alat sederhana. Pasangan suami istri tersebut memulai memproduksi tahu dari kedelai imfor yang sebelumnya telah direndam sekitar 4 sampai 5 jam. Membersihkan kedelai, menggiling kedelai, merebus sari kedelai yang sebelumnya sudah digiling. Kemudian mengendapkan sarinya ,
Menyaring untuk memisahkan dari ampasnya, dan mencetakya diakhir proses pembuatannya.
Tahu yang telah selesai dibuatnya akan siap didistribusikan ke pasar sekitaran Gunung Sari. Untuk memenuhi permintaan tahu dari rumah tangga yang berada di sekitaran tempat lokasi pembuatan tahunya dan industri industri yang menggunakan tahu sebagai bahan bakunya.
" kita jangan bersaing dengan hal hal yang terlalu monoton. Dan kita harus pandai membaca peluang yang ada di sekeliling kita" pesan pak Kholid saat diminta saran bagaimana menjadi pengusaha tahu seperti beliau.
Gambar 1. Kedelai yang di bersihkan
Gambar 2. Proses menggiling kedelai
Gambar 3. Sari kedelai yang di endapkan
Gambar 4. Menyaring ampas tahu
Gambar 5. Alat untuk mengendapkan adonan tahu yang selesai dimasak
Gambar 6. Alat pencetak tahu
Gambar 7. Tahu yang siap didistribusikan
Gambar 8. Mahasiswa PGSD UNU NTB dan produsen tahu
Nama : Haerunnisa Uladah
Nim : 1902060063
Mata Kuliah : Ilmu Alamiah Dasar
Materi : Penerapan Bioteknologi
Dose pengampu : Mukminah, S.Pd M.Si
Komentar
Posting Komentar