Hakikat dan Prinsip Pengembangan Kurikulum (PGSDUNUNTB)

HAKIKAT DAN PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM



Konsep Dasar Pengembangan Kurikulum
 
1. Hakikat Pengembangan Kurikulum

Kurikulum adalah sesuatu yang dapat mengalami perubahan, Penyusunan kurikulum dilakukan agar dunia pendidikan dapat memenuhi tuntutan perkembangan. Jika kurikulum tidak mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan dan perubahan dalam masarakat, maka sebuah layanan pendiddikan hanya akan menghasilkan produk didik yang pada akhirnya ditinggalkan oleh masyarakat sebagai stake holder pendidikan. 
Perubahan kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perilaku bermasyarakat, berpangsa dan bernegara salah satunya. Kemunculan undang-undang baru membawa implikasi baru terhadap paradigma dalam dunia pendidikan. Kondisi saat ini dan antisipasi masa yang akan datang yang menuntut berbagai penyesuaian dan perubahan kurikulum sebagai cuan dalam penyelenggaraan pendidikan.

2. Peran Pengembangan Kurikulum
  • Peran konservatifkurikulum berperan sebagai salah satu instrumen uuntuk mengkonservasikan kebudayaan suatu bangsa
  • Peran keritis dan evaluatif, kurikulum dapat  dengan kritis menilai dan mengevaluasi keberadaan kebudayaan untuk mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam kebudayaan tersebut.
  • Peran kreatif, kurikulum harus mamou mencptakan kreasi-kreasi baru dalam kaitannya. 
3. Proses Perubahan dan Pengembangan Kurikulum

a. Makna Perubahan Kurikulum
Kurikulum dapat dipandang sebagai buku atau dokumen yang digunkan guru sebagai pegangan dalam proses belajar-mengajar. Kurikulum dapat dilihat sebagai produk yang diharapkan dapat dicapai siswa dan bagaimana mencapainya. Kurikulum dapat dikatakan hidup dan berlaku dalam jangka waktu tertentu dan direvisi secara berkala supaya tetap relevan dengan perkembangan zaman. Kurikulum dapat dipandang sebagai cetusan jiwa pendidik yang berusaha mewujudkan cita-cita, nilai-nilai tertinggi dalam perilaku anak didiknya. Perubahan kurikulum berarti mengubah semua yang terlibat yaitu; guru, murid, kepala sekolah, pemilik, orang tua dan masyarakat yang berkepentingan dengan pendidikan disekolah. Artinya, perubahan kurikulum adalah perubahan sosial ( curriculum change is a social change ).

b. Perubahan  dan Pengembangan
Pengembangan berarti meningkatkan nilai atau mutu. Perubahan adalah pergeseran posisi, kedudukana atau keadaan yang membawa perbaikan atau memperburuk keadaan. Dalam bidang kurikulum, banyak ide dan usaha pengembangan kurikulum yang dicetuskan oleh tokoh pendidikan. Ada masanya pelajaran yang bersifat akademis diutamakan, anak tampil sebagai pusat kurikulum. Pengembangan kurikulum berorintasi pada kepentingan masyarakat, timbul lagi perhatian baru terhadap pengetahuan akademis.
Dalam sejarah pendidikan, sesuatu tidak pernah kembali dalam bentuk aslinya, biasanya yang lama timbu dalam bentuk yang agak berbeda pada taraf yang lebih tinggi.

Bagamiana Terjadinya Perubahan

Perubahan terjadi melalui tiga fase menurut ahli sosiologi, yaitu ;  Fase inisiasi, taraf permulaan ide perubahan dilancarkan dengan menjelaskan sifat, tujuan dan cakupan yang ingin dicapai. Fase legitimasi, ketika orang mulai menerima perubahan. Fase kongruensi, sewaktu orang mengadopsi perubahan dan menyamakan pendapatnya selaras dengan pikiran pencetus, sehingga tidak ada perbedaan.

Perubahan Guru

Guru merupakan kunci keberhasilan sebuah inovasi kurikulum. Orang yang menginginkan perubahan perlu memicu dan membangkitkan kebutuhan perubahan pada diri guru. Guru hendaknya dilibatkan dalam proses perubahan. Guru adalah tokoh utama dalam kelasnya. Metode yang meniadakan peranan guru tidak akan mudah diterima. Pengubah kurikulum harus dapat berkeja sama, mempengaruhi orang dan memberi inspirasi. Harus mempunyai sensitivitas sosial, terbuka terhadap pemikiran orang lain dan perubahan.

Lembaga atau Organisasi

Semua harus menadari adanya masalah yang dihadapi dan kemungkinan untuk mengadakan perubahan. Semua pihak yang diharapkan melakukan perubahan perlu ditumbuhkan minat dan kemauannya untuk berubah, diberi kesempatan untuk membicarakan dan memikirkan arti perubahan bagi diri dan organisasi, serta dimungkinkan melakukan peercobaan dengan mempraktikkannya sehingga manfaat perubahan dapat dipahami dan dirasakan.

Kelambanan dalam Pendidikan

Terdapat beberapa penyebab kelambanan perubahan dalam dunia pendidikan, yaitu ; Pendidikan termasuk kurikulum belum cukup mempunyai dasar ilmiah. Pendidikkan termasuk kurikulum tidak mempunya petugas khusus yang bersedia memberi bantuan. Tidak ada penghargaan khusus (insentif ) bagi guru atau siapapun yang mengadakan perbaikan. Kebanyakan guru mempertahankan cara-cara lama yang telah teruji dan dikenalnya engan baik dan dijalankan secara rutin. Terakhir, kurikulum yang uniform (seragam) menghambat ruang gerak guru untuk mengadakan perubahan.

Isi pengembangan Kurikulum

Hal yang harus diperhatikan dalam kaitannya dengan isi dalam pengembangan kurikulum, diantaranya; Kurikulum didefinisikan sebagai bahan atau materi belajar mengajar, tidak hanya berisikan informasi faktual, tetapi  juga mencakup pengetahuan, keterampilan, konsep, sikap, dan nila. Ada dua elemen kurikulum yang berinteraksi secara konstan yaitu isi dan metode. Isi menjadi signifikan jika ditransmisikan ke pembelajar dalam beberapa hal dan jalan, dan itulah yang disebut dengan metode atau pengalaman belajar mengajar.

Persoalan-Persoalan yang Berhubungan dengan Penyelesaian Isi atau Bahan

Menurut Bruner, struktur ini mencakup segala prinsip dan organisasi yang terdiri atas sejumlah mata pelajaran tertentu. Dengan demikian, anak didik mampu memiliki struktur dari suatu mata pelajaran. Secara tradisional, isi telah diseleksi dalam bentuk mata pelajaran. Ada pendapat yang menganjurkan bahwa pendidikanm penguasaan atas materi atau isi (mastery of content) . Akan tetapi, beberapa penulis mengadopsi pendapat berbeda yaitu ; bahwa tiap isi memiliki nilai yang sedikit, tetapi cara yang digunakan bersifat critical.  Ketidaksetujuan dengan apa yang diajarkan merupakan kritik umum terhadap sekolah yang bersumber dari luar. Ketitik tersebut akan semakin menajam jika sekolah gagal menjadikan isi atau bahan itu memiliki fungsi sosial yang relevan. Hal itu menunjukkan bahwa pengembang kurikulum memiliki sumber-sumber untuk bahan yang akan diseleksi yang telah mengalami berbagai perkembangan yang cepat.

Kriteria Penyeleksian Isi atau Bahan
a. Validitas, isi dinyatakan valid ketika otentik. Kriteria validitas ini menerapkan isi dan metode dalam satu cara. Isi dipertimbangkan valid jika menunjukkan hasil lulusan (anak didik) yang sesuai dengan  tujuan yang ditetapkan.
b. Signifikansi, isi merupakan fundamen bagi setiap mata pelajaran atau bidang studi. Kriteria signifikansi berlaku untuk fakta-fakta, ide utama, konsep, dan prinsip yang menjadi isi suatu mata pelajaran. Isi juga signifikan ketika digunakan dengan cara yang interdisipliner.
c. Sesuai dengan minat peserta didik
d. Dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran
d. Konsisten dengan ralita sosial
e. Mempunyai nilai guna

Asas Pengembangan Kurikulum
a. Asas filosofis, berkaitan dengan tujuan pendidikan yang sesuai dengan falsafah negara.
b. Asas psikologis, berkaitan dengan faktor anak dalam kurikulum, yaitu ; psikologi anak, perkembangan anak, psikologi belajar dan proses belajar anak. 
c. Asas sosiologis, yaitu keadaan masyarakat, perkembangan dan perubahannya, kebudayaan manusia, hasil kerja manusia berupa pengetahuan dan lainnya.
d. Asas organisatoris, yang mempertimbangkan bentuk dan organisasi bahan pelajaran yang disajikan.


PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM


1. Tingkat pengembangan
Pengmbangan kurikulum dapat dilakukan dalam kadar kecil dan sangat terbatas, dan dapat pula secara meluas dan mendasar. Pengembangan kurikulum dapat bersifat ;
a. Substitusi, berupa penggantian suatu buku pelajaran dengan buku pelajaran yang dinilai lebih baik (perubahan kecil).
b. Alterasi, perubahan kurikulum dengan menambah atau mengurangi jam pelajaran pada bidang studi tertentu yang mempengaruhi bidang studi lain. (Perubahan yang membutuhkan pertimbangan)
c. Variasi, menerima dan menerapkan suatu metode yang berhasil di sekolah lain untuk dijalankan di sekolah sendiri, dengan meniadakan metode yang lama (perubahan pada guru ).
d. Restrukturisasi,  bentuk perubahan kurikulum melalui pemberian peran baru kepada guru dengan dukungan tenaga dan fasilitas baru, seperti  pengembangan team teaching ( perubahan paling beresiko). Restrukturisasi, yaitu perubahan yang berkaitan dengan penerapan nilai-nilai baru,
e. Orientasi baru. 

2.  Proses Pengembangan Kurikulum
a. Mengetahui tujuan perbaikan
b. Mengenal keadaan sekolah
c. Mempelajari kebutuhan murid dan guru
d. Mengenal masalah yang dihadapi sekolah
e. Mengenal kompetensi guru
f. Mengenal gejala sosial
g. Mengetahui aliran-aliran dalam pengembangan kurikulum

3. Prinsip-Prinsip Pengembangan
a. Prinsip relevansi (keterkaitan/kedekatan hubungan), Konsep prinsip relevansi (Soetopo dan Soemanto dalam Idi, 2007), yaitu; Relevansi pendidikan dengan lingkungan anak didik. Relevansi pendidikan dengan kehidupan yang akan datang. Relevansi pendidikan dengan dunia kerja. Relevansi pendidikan dengan ilmu pengetahuan. 
b. Prinsip efektivitas (ketercapaian  perencanaan kurikulum), Konsep prinsip efektivitas, yaitu : ef Efektivitas mengajar pendidik, yang berkaitan dengan tingkat keterlaksanaan kegiatan belajar mengajar yang direncanakan. Efektivitas belajar anak didik, yang berhubungan dengan tingkat ketercapaian tujuan pengajaran melalui kegiatan belajar  mengajar yang dilaksanakan.
c. Prinsip efisiensi, efisiensi proses belajar mengajar akan tercipta, apabila usaha, biaya, waktu, dan tenaga yang digunakan dapat membuahkan proses dan hasil belajar yang optimal.
d. Prinsip kontinuitas (kesinambungan), konsep prinsip kontinuitas yaitu;  Kesinambungan diantara berbagai tingkat sekolah. Kesinambungandi antara berbagai bidang studi.
e. Prinsip fleksibilitas (keluwesan), artinya kurikulum yang dikembangkan harus  memiliki ruang gerak yang memberikan kebebasan dalam bertindak. Konsep prinsip fleksibilitas yaitu; Fleksibilitas dalam memilih program pendidikan. Fleksibilitas dalam pengembangan program pembelajaran. 
f. Prinsip berorientasi tujuan,  isi atau bahan pelajaran, alokasi waktu, media atau sumber belajar, kegiatan pembelajaran, penilaian diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kurikulum
a. Perguruan tinggi, setidaknya memberikan dua pengaruh terhadap kurikulum sekolah yaitu; 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Orientasi Pengembangan Pelaksanaan Supervisi ( PGSD UNU NTB )

Membangun Sinergi, Menuju Kejayaan PMII Komisariat UNU NTB